Jumat, 29 Mei 2009

Waspadai Barang Bawaan Kita

AMINAH (38), calhaj asal Jabar yang sedang bersiap-siap keluar dari Asrama Haji
Bekasi menuju Bandara Soekarno Hatta, tampak sibuk mencatat sesuatu. Apa yang
dicatatnya?


KOPER besar jemaah haji sesampainya di Asrama Haji Bekasi langsung
ditimbang karena maksimal 35 Kg/koper. Isi koper besar juga "dibedah"
seandainya ada barang-barang yang dilarang untuk dibawa.* SARNAPI/""PR"

Dia mencatat pesanan oleh-oleh dari anggota keluarga dan kerabatnya. Ya, dia
membuat semacam "daftar barang" yang akan dibelinya di tanah suci. Sambil
setengah malu-malu, Aminah menuturkan cerita bahwa sebenarnya dia bingung
tentang cara membawa barang-barang tersebut. Mungkin, katanya, barang itu akan
dikirim lewat jasa kurir.

Menurut Ketua PW Persatuan Umat Islam (PUI) Jabar, Drs. K.H. Djadja Djahari,
M.Pd., perbuatan calhaj mencatat daftar barang atau oleh-oleh pesanan dari
kerabatnya itu tidak salah. Adapun yang dikhawatirkan calhaj yang bersangkutan
kelak menjadi terganggu konsentrasi ibadahnya.

Dalam kaitan ini, sejumlah mubalig atau petugas pembimbing ibadah haji
menuturkan kepada "PR", tentang seringnya melihat perilaku "lucu" para calhaj
yang "terlibat" dalam komitmen memberikan oleh-oleh kepada kerabatnya di tanah
air.

"Ada calhaj yang begitu tiba di Madinah, langsung bertanya tentang toko emas di
sebelah mana? Jadi, kalau calhaj lain bertanya tentang di sebelah manakah letak
makam Rasulullaah saw., eh, itu calhaj malah tanya pusat perbelanjaan yang
murah meriah," ujar Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, M.A., pembimbing jemaah haji
BPUH "Safari Suci".

Soal keamanan barang bawaan, koper hendaknya dikemas dengan baik agar
barang-barangnya tidak tercecer dan tidak memberikan kesempatan kepada orang
jahat berbuat buruk. Pengemasan barang oleh-oleh, misalnya karpet perlu
dibungkus dengan karung terpal yang biasa atau tebal. Belilah di toko di
sekitar Mekah. Terpal itu dipergunakan untuk membungkus kain karpet, dengan
cara digulungkannya atau dijahit dengan jarum.

Makanan kurma jangan dicampur dengan pakaian dan barang-barang elektronik.
Kalau kita membeli barang elektronik, copotlah batu baterainya. Bila tidak
dicopot terlebih dulu, barang itu akan berbunyi ketika diperiksa di bandara dan
hal itu akan merepotkan kita karena harus membukanya.

* *

APA saja alat-alat yang dibutuhkan dan banyak digunakan selama beribadah haji?

Peralatan itu antara lain spidol (untuk menulisi kardus yang berisi barang),
plester besar/lakban (untuk merekatkan barang-barang yang telah dikemas ke
dalam kardus), kertas tulis (untuk menulis pesan atau petunjuk), lem atau
isolasi (untuk menempelkan kertas berisi pesan atau petunjuk).

Jangan lupa, krim pelembab kulit atau minyak tawon, payung, syal (untuk
melindungi kepala dan tengkuk dari terik sinar matahari dan terpaan angin
panas), sprayer (penyemprot air), masker (untuk melindungi diri dari terpaan
angin agar debu tidak terhirup), sepatu tidak mutlak harus dibawa, karena di
Arab Saudi cuacanya panas. Bawalah sandal.

Pakaian sebaiknya berwarna putih atau terang dan terasa dingin atau nyaman di
kulit seperti yang terbuat dari bahan katun. Bawalah buku-buku panduan
beribadah haji, dan tafsir Alquran. Jangan lupa peralatan mandi, obat-obatan
pribadi. Boleh bawa juga peniti, jarum, benang, gunting lipat, gunting kuku,
kaca cermin kecil, karet gelang, tali untuk jemuran pakaian, paku, obeng, dan
tang.

Adapun barang-barang khusus yang harus dibawa untuk keperluan laki-laki
(pakaian ihram 2 setel, celana panjang 3 potong, kemeja, kain sarung dan piyama
masing-masing 2 potong, kaus kaki 2 pasang, kaus oblong dan pakaian dalam
masing-masing 4 potong, alat cukur jenggot.Untuk perempuan bawalah kain mukena
2 potong, kain sarung 3 potong, pakaian dalam seperlunya, dll.

Soal uang? Memang, salah satu syarat menunaikan ibadah haji ialah mampu dari
segi materi. Sediakanlah uang secukupnya untuk anggota keluarga yang
ditinggalkan dan selama di tanah suci.

* *

HAL lainnya yang perlu diparhatikan yakni jangan membawa benda tajam di dalam
tas tentengan. Ketahuilah, setiap barang yang akan diangkut menggunakan pesawat
akan diperiksa petugas. Jika terdapat barang yang dinilai membahayakan, akan
dikeluarkan. Benda-benda tajam semisal gunting, silet, pisau cukur tak boleh
dibawa dalam tas tentengan.

Ada pula barang-barang yang masuk kategori "diharamkan" karena dikhawatirkan
"membahayakan" yaitu minyak sayur, minyak tanah, kecap, saus, rokok yang
melebihi satu boks dan tentu saja bom maupun senjata api. "Kalau piring tidak
kami larang, tapi kasihan juga kalau calhaj membawa piring terbuat dari kaca
yang mudah pecah hingga akan menyusahkan calhaj sendiri. Kompor minyak tanah
atau gas pasti kami larang," kata Koeswaya Al Itsyam, Humas Kanwil Depag Jabar.
(Sarnapi/Achmad Setiyaji/"PR")***